Setelah mengalami penguatan selama sepekan, harga batu bara di pasar ICE Newcastle turun 0,29% menjadi US$103,6/ton pada perdagangan kemarin. Penurunan ini dipicu oleh dua faktor utama: tekanan jual dari investor yang ingin mengambil keuntungan setelah reli panjang, dan faktor fundamental berupa meningkatnya kesadaran global akan keberlanjutan lingkungan.
Di China, sebagai produsen dan konsumen batu bara terbesar, ada dorongan kuat untuk mengembangkan energi terbarukan. Negara tersebut menargetkan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 65% dari level 2005 pada 2030, yang membutuhkan investasi hijau hingga CNY 3,5 triliun per tahun. Upaya ini mengurangi ketergantungan pada energi fosil seperti batu bara.
Secara teknikal, harga batu bara masih berada di zona bearish dengan RSI di angka 34. Meskipun demikian, indikator Stochastic RSI menunjukkan kondisi overbought, yang mengindikasikan bahwa harga berisiko turun, tetapi penurunannya kemungkinan terbatas. Support terdekat berada di US$102/ton, dengan target pesimistis di US$93/ton. Sementara itu, resisten terdekat adalah US$106/ton, yang jika ditembus, bisa mendorong harga naik ke US$107-110/ton.