Laba bersih holding tambang BUMN, MIND ID, stagnan di angka Rp17,36 triliun pada semester I-2025, hanya naik tipis dari Rp17,32 triliun di periode yang sama tahun lalu. Menurut Founder Risat Capital, Rizkia Darmawan, hal ini disebabkan oleh kenaikan beban pokok pendapatan yang menekan margin keuntungan.
Meskipun pendapatan perusahaan naik menjadi Rp95,39 triliun, beban pokok pendapatan juga melonjak menjadi Rp82,3 triliun. Faktor terbesar yang menyebabkan stagnasi laba adalah kontribusi dari PT Freeport Indonesia (PTFI), yang laba bersihnya terkoreksi 15,74% menjadi Rp15,11 triliun. Hal ini terjadi akibat penurunan pendapatan, kenaikan beban pokok, pajak, dan beban bunga.
Rizkia berpendapat bahwa laba yang stagnan ini akan berdampak serius pada kemampuan MIND ID untuk membayar dividen dan mengalokasikan dana untuk belanja modal proyek-proyek strategis, seperti hilirisasi, yang membutuhkan biaya besar.
Padahal, harga komoditas logam seperti emas dan tembaga mengalami tren penguatan. Harga emas mencetak rekor baru di US$3.791,10 per troy ons, sementara harga tembaga naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini. Harga timah juga naik 8%. Namun, komoditas lain seperti batu bara dan nikel belum mengikuti tren kenaikan tersebut.