Konsultan lokal melaporkan bahwa industri peleburan tembaga (smelter) di Tiongkok berada di bawah tekanan besar. Penyebabnya adalah anjloknya harga asam sulfat, produk sampingan utama dari proses peleburan tembaga, yang sebelumnya sempat menopang pendapatan smelter.
Menurut analis dari SMM Information & Technology Co., harga asam sulfat turun drastis sejak September 2025 karena permintaan pupuk yang melemah. Akibatnya, smelter tembaga di Tiongkok kini menghadapi tekanan ganda: pendapatan dari produk sampingan berkurang, sementara biaya pemrosesan (spot) masih negatif dan harga bahan baku tinggi.
Kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan penurunan tingkat operasi smelter di Tiongkok, yang merupakan produsen tembaga olahan terbesar di dunia, menyumbang lebih dari setengah produksi global. Penurunan produksi ini terjadi setelah Tiongkok mencatat rekor produksi tembaga pada paruh pertama tahun ini. Sementara itu, harga tembaga di London Metal Exchange relatif stabil di US$9.978 per ton.
