JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Indonesia kini tengah menimbang kemungkinan untuk mengimpor minyak dari Rusia. Langkah ini muncul setelah Indonesia resmi menjadi anggota kelompok ekonomi BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. “Ketika kita bergabung dengan BRICS, ada peluang untuk mendapatkan minyak dari Rusia, selama sesuai aturan dan tidak ada masalah, kenapa tidak?” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat.
Selama ini, Indonesia mengimpor minyak dari Timur Tengah. Namun, Bahlil tidak menutup kemungkinan bahwa minyak yang diimpor tersebut mungkin saja berasal dari Rusia. “Jujur saja, selama ini kita impor minyak dari Timur Tengah. Mungkin saja, asalnya dari sana (Rusia). Tapi, belum pasti,” tambahnya.
Bahlil menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan asas politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Berdasarkan asas tersebut, Indonesia tidak memiliki masalah untuk mengambil langkah yang menguntungkan negara, termasuk bergabung dengan BRICS maupun OECD. BRICS sendiri merupakan blok ekonomi yang mencakup lebih dari 40 persen populasi dunia, termasuk negara-negara emerging market di Timur Tengah.
Pada Senin (6/1), Brasil sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut. Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, negara ini disinyalir memiliki peluang untuk mengakses minyak Rusia dengan harga yang lebih kompetitif.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa pihaknya masih menimbang untung-rugi bagi Indonesia dalam memasok minyak dari Rusia. “Sepanjang itu menguntungkan Republik Indonesia, bisa kita bicarakan. Kalau kita dapat lebih murah 20 dolar AS atau 22 dolar AS, kenapa tidak?” kata Luhut usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1). Meskipun demikian, Luhut menegaskan bahwa Indonesia akan tetap berhati-hati dalam menyikapi hal ini.
Keputusan Indonesia untuk mempertimbangkan pembelian minyak dari Rusia merupakan langkah strategis yang dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi negara. Dengan dukungan dari keanggotaan dalam BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan kehati-hatian agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian dan politik luar negeri Indonesia.