PT Pertamina (Persero) akan menggabungkan tiga anak usahanya, yaitu PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan agar sejalan dengan arah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Targetnya, proses penggabungan ketiga entitas tersebut dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.
Melalui konsolidasi ini, Pertamina berupaya menciptakan sinergi yang lebih kuat antarunit bisnis, menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi, serta memperkokoh daya saing di industri energi. Selain itu, integrasi ini diharapkan mampu menghadirkan nilai tambah bagi pemegang saham dan mendorong pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Penggabungan tiga anak usaha strategis ini diperkirakan akan memberikan dampak besar bagi industri energi nasional. Pertamina dapat lebih fokus mengoptimalkan sumber daya, mempercepat pengembangan teknologi baru, serta meningkatkan kualitas layanan distribusi energi. Langkah ini juga akan memperkuat posisi Pertamina untuk lebih responsif terhadap dinamika pasar global dan kebutuhan konsumen dalam negeri.
Meski menawarkan prospek yang menjanjikan, Pertamina harus menghadapi tantangan dalam proses integrasi, mulai dari harmonisasi budaya organisasi hingga memastikan operasional harian tetap berjalan lancar. Namun, jika transisi berhasil dikelola dengan baik, penggabungan ini berpotensi membuka peluang ekspansi pasar yang lebih luas dan memperkuat posisi Pertamina di kancah internasional.
Penggabungan Pertamina Patra Niaga, KPI, dan PIS menjadi langkah strategis yang bukan hanya menyatukan kekuatan bisnis, tetapi juga mempertegas komitmen Pertamina untuk bertransformasi menuju perusahaan energi berkelas dunia. Dengan penyelarasan bersama BPI Danantara dan target penyelesaian akhir tahun, Pertamina optimis integrasi ini akan menjadi motor penggerak efisiensi, inovasi, dan daya saing Indonesia di sektor energi global.