PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengungkapkan bahwa di balik tingginya produksi minyak Blok Rokan, ada strategi dan inovasi teknologi yang masif. Andre Wijanarko, General Manager Zona Rokan PHR, menjelaskan bahwa tantangan utama mereka adalah menahan laju penurunan produksi alami sumur yang mencapai 35-40% per tahun.
Untuk mengatasi hal ini, PHR melakukan pengeboran masif dengan target 558 sumur pada tahun 2025. Selain kuantitas, PHR juga menggunakan teknologi canggih seperti multistage fracturing. Teknologi ini membuat “jalan tol” di bawah tanah dengan memecah batuan di sumur horizontal, sehingga minyak dapat mengalir lebih mudah dari reservoir yang sulit dijangkau.
Wijanarko juga menyinggung potensi sumber daya migas non-konvensional yang terkunci di dalam batuan serpih serta potensi sumber daya baru sebesar 724 juta barel di Riau. Namun, ia mengingatkan bahwa potensi ini masih memerlukan proses panjang untuk dibuktikan dan direalisasikan. Dengan berbagai upaya ini, PHR optimis dapat menjaga produksi di angka 150-160 ribu barel per hari.