Indonesia kembali menjadi sorotan dunia dengan cadangan mineral strategis berupa Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element, yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 18 miliar per ton. Cadangan ini disebut-sebut sebagai ‘harta karun super langka’ yang sangat dibutuhkan dalam teknologi canggih, mulai dari baterai, perangkat elektronik, hingga kendaraan listrik.
Presiden RI Prabowo Subianto menunjukkan keseriusannya dalam memanfaatkan mineral strategis ini dengan membentuk lembaga baru, Badan Industri Mineral, untuk mengelola dan mengembangkan potensi LTJ serta mineral strategis lainnya. Dalam hal ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, resmi dilantik sebagai Kepala Badan Industri Mineral pada Senin (25/8/2025).
Dengan permintaan global yang terus meningkat, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama di pasar logam tanah jarang. Namun, keberhasilan pengelolaan mineral ini memerlukan teknologi pengolahan yang efisien serta strategi eksploitasi yang berkelanjutan agar tidak merusak lingkungan.
Logam tanah jarang memiliki peran penting dalam pengembangan industri teknologi dunia. Indonesia, dengan cadangan LTJ yang melimpah, dapat menjadi pemasok utama bagi berbagai sektor teknologi, sekaligus memperkuat posisi ekonomi negara di tingkat global.