Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencatat pertumbuhan pesat secara global pada 2024, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Namun, Indonesia dinilai masih tertinggal dibandingkan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia, meskipun memiliki potensi energi surya yang sangat besar.
Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi ini seharusnya menjadikan energi surya sebagai salah satu sumber energi andalan. Sayangnya, pemanfaatan PLTS di tanah air masih jauh dari optimal dan belum mampu mengejar percepatan yang terjadi di negara-negara tetangga.
Vietnam, Thailand, dan Malaysia telah lebih dahulu mengembangkan PLTS dengan dukungan kebijakan feed-in tariff (FiT) sebelum 2020. Kebijakan tersebut terbukti efektif mendorong percepatan investasi dan instalasi PLTS dalam skala besar. Saat ini, ketiga negara tersebut berhasil menempati posisi terdepan di kawasan Asia Tenggara dalam pemanfaatan energi surya.
Ada beberapa faktor yang membuat Indonesia belum mampu bersaing dalam pengembangan PLTS. Pertama, regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung percepatan energi terbarukan. Kedua, minimnya insentif bagi investor untuk masuk ke sektor PLTS. Ketiga, keterbatasan infrastruktur distribusi energi yang membuat pemanfaatan PLTS belum merata. Sementara itu, di negara lain, modul surya yang semakin efisien dengan biaya produksi lebih murah, khususnya dari China, menjadi faktor utama dalam mempercepat pemanfaatan energi surya.
Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia perlu memperkuat kerangka regulasi yang lebih berpihak pada energi terbarukan, memberikan insentif yang kompetitif bagi investor, serta mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung. Dengan strategi yang tepat, Indonesia berpeluang besar untuk mengejar negara-negara tetangga dalam pemanfaatan PLTS.
Indonesia memiliki potensi energi surya yang melimpah, tetapi pengembangannya masih tertinggal di kawasan Asia Tenggara. Dengan pembenahan kebijakan, insentif, dan infrastruktur, Indonesia dapat mempercepat transisi energi dan menjadikan PLTS sebagai salah satu tulang punggung ketahanan energi nasional.