Komisi Eropa menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi menuju penerbangan berkelanjutan dengan mengalokasikan dana sebesar 4,3 juta dolar AS, atau setara Rp 70,5 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari upaya global mengurangi emisi karbon di sektor aviasi yang dikenal sebagai salah satu penyumbang besar polusi udara.
Pendanaan ini ditujukan khusus untuk pengembangan sustainable aviation fuels (SAF) yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil konvensional. Program ini berfokus pada studi kelayakan, dukungan teknis, serta proses sertifikasi SAF agar dapat digunakan secara luas.
Selain mendorong inovasi teknologi, pendanaan Uni Eropa juga difokuskan untuk membantu negara-negara mitra membangun kapasitas produksi dan distribusi SAF. Dengan demikian, dukungan ini tidak hanya mempercepat transisi energi bersih di Eropa, tetapi juga memperkuat kerja sama internasional dalam menciptakan ekosistem penerbangan berkelanjutan.
Pengembangan SAF diharapkan dapat secara signifikan menekan emisi karbon dari sektor penerbangan sekaligus membuka peluang baru di bidang energi hijau. Selain mengurangi dampak perubahan iklim, inovasi ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat industri aviasi, dan meningkatkan daya saing global.
Meskipun potensi SAF sangat besar, tantangan seperti biaya produksi tinggi dan keterbatasan infrastruktur distribusi masih harus diatasi. Namun, dengan dukungan pendanaan serta kolaborasi antara pemerintah, industri penerbangan, dan lembaga riset, diharapkan SAF dapat diadopsi secara luas dalam waktu dekat.
Dengan alokasi 4,3 juta dolar AS melalui program ACT-SAF, Uni Eropa menunjukkan langkah konkret dalam mempercepat adopsi bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya penting untuk menekan emisi karbon global, tetapi juga menjadi fondasi bagi masa depan penerbangan yang lebih hijau, inovatif, dan berkelanjutan.