Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dijadwalkan memanggil PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, serta BP-AKR pada Selasa (9/9/2025). Pertemuan ini akan difokuskan pada upaya penyamaan data impor bahan bakar minyak (BBM) dari seluruh badan usaha (BU) hilir migas.
Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat di sejumlah wilayah mengeluhkan sulitnya memperoleh bensin, terutama jenis RON 92 dan RON 95, di SPBU swasta. Kondisi ini menimbulkan keresahan karena berdampak pada aktivitas transportasi dan berpotensi mendorong kenaikan harga barang pokok akibat biaya distribusi yang lebih mahal.
ESDM menilai permasalahan pasokan ini perlu segera diatasi agar tidak menimbulkan gejolak yang lebih besar. Pertemuan dengan badan usaha migas swasta diharapkan dapat menghasilkan langkah korektif, termasuk opsi mendorong BU swasta membeli BBM dari Pertamina. “Koordinasi ini penting agar pasokan BBM tetap stabil dan dapat diakses masyarakat,” ujar salah satu pejabat migas.
Pertamina menyatakan kesiapan penuh untuk bekerja sama dalam menjaga ketersediaan BBM nasional. Shell Indonesia dan BP-AKR juga menyampaikan komitmennya mendukung langkah pemerintah, seraya menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi.
Dari rapat koordinasi ini, diharapkan akan muncul kesepakatan konkret terkait mekanisme distribusi dan impor BBM. Pemanggilan Pertamina, Shell, dan BP-AKR oleh Kementerian ESDM menjadi langkah penting untuk menormalkan kembali pasokan bensin. Dengan adanya koordinasi data impor dan dukungan dari semua pihak, pemerintah berharap kebutuhan energi masyarakat dapat terjaga secara berkelanjutan.
