Lembaga riset energi bersih, Ember, mengungkapkan bahwa penurunan penggunaan bahan bakar fosil di dunia kemungkinan sudah mulai terlihat dalam lima tahun ke depan. Hal ini dipicu oleh adopsi energi terbarukan yang pesat di China, serta meningkatnya ketergantungan negara tersebut pada listrik sebagai sumber energi utama.
Para peneliti menekankan bahwa konsumsi bahan bakar fosil dapat ditekan secara jangka panjang melalui skala dan kecepatan transisi hijau China sendiri. Selain itu, posisi dominan China dalam mengekspor energi bersih ke negara lain juga turut mempercepat penurunan global terhadap penggunaan energi fosil.
Dengan langkah-langkah agresif dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk kapasitas energi angin, surya, dan teknologi penyimpanan energi yang efisien, China diperkirakan akan menjadi motor utama transformasi energi dunia. Tren ini tidak hanya akan menurunkan emisi karbon, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor energi bersih.
Dampak global dari transisi energi China diperkirakan signifikan: berkurangnya permintaan terhadap bahan bakar fosil di pasar internasional dapat memicu negara-negara lain untuk lebih cepat mengadopsi energi terbarukan, mempercepat pergeseran energi global ke arah yang lebih ramah lingkungan.
