Harga minyak mengalami penguatan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mengumumkan rencana untuk menghentikan sementara kenaikan produksi selama kuartal pertama tahun depan. Minyak mentah Brent naik di atas US$65 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$61.
Pada hari Minggu, OPEC+ menyatakan akan meningkatkan produksi minyak mentah sekitar 137.000 barel per hari pada bulan Desember. Peningkatan ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk bulan Oktober dan November. Namun, setelah itu, OPEC+ berencana untuk mengambil jeda dari peningkatan produksi mulai Januari hingga Maret.
Langkah ini diambil di tengah prospek kelebihan pasokan yang meningkat, yang telah menyebabkan harga Brent turun 10% selama tiga bulan terakhir. Penurunan harga ini terjadi setelah sanksi AS yang lebih ketat terhadap Rusia menimbulkan kekhawatiran tentang prospek pasokan dari negara eksportir utama tersebut.
Analis dari ANZ Group Holdings Ltd., Brian Martin dan Daniel Hynes, mencatat bahwa keputusan untuk menunda produksi mulai Januari mencerminkan ekspektasi perlambatan musiman. Mereka juga menduga bahwa pasar mungkin kesulitan untuk menerima tambahan barel, terutama jika gangguan pasokan dari Rusia hanya bersifat sementara.
Para pedagang juga akan memantau gangguan fisik pasokan, terutama setelah serangan pesawat nirawak besar-besaran Ukraina di wilayah Laut Hitam Rusia. Serangan ini menyebabkan sebuah kapal tanker minyak terbakar dan merusak fasilitas pemuatan minyak di kota pelabuhan Tuapse. Wilayah ini merupakan lokasi kilang utama yang dikelola oleh Rosneft PJSC, yang dikenai sanksi bersama dengan Lukoil PJSC oleh pemerintahan Trump bulan lalu.
Penguatan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh keputusan OPEC+ untuk menghentikan sementara kenaikan produksi, serta ketegangan geopolitik yang mempengaruhi pasokan global. Langkah ini menunjukkan upaya OPEC+ untuk menyeimbangkan pasar di tengah tantangan kelebihan pasokan dan ketidakpastian geopolitik. Para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ini untuk menentukan arah pergerakan harga minyak di masa mendatang.
