harga minyak mengalami penurunan yang signifikan, menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut. Faktor utama yang mempengaruhi tren ini adalah penguatan dolar AS yang membatasi kenaikan harga komoditas. Selain itu, peningkatan pasokan dari produsen utama global turut mengimbangi dampak sanksi Barat terhadap ekspor minyak Rusia.
Harga minyak berjangka Brent tercatat turun sebesar 0,47%, mencapai US$64,07 per barel pada pukul 08.28 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 0,43%, berada di level $60,30 per barel. Penurunan ini mencerminkan tekanan yang dihadapi pasar minyak akibat faktor eksternal yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
Penguatan dolar AS menjadi salah satu faktor utama yang menekan minat investor terhadap komoditas, termasuk minyak. Analis dari ANZ menyatakan dalam catatannya, “Keperkasaan dolar AS menekan minat investor di seluruh kompleks komoditas.” Hal ini diperkuat oleh pernyataan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, yang menegaskan bahwa penurunan suku bunga pada Desember masih belum pasti, sehingga mendorong penguatan mata uang AS.
Baik Brent maupun WTI diperkirakan akan mengalami penurunan sekitar 3% pada bulan Oktober. Peningkatan pasokan minyak dari produsen utama diperkirakan akan melebihi pertumbuhan permintaan sepanjang tahun ini. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama produsen utama non-OPEC telah meningkatkan produksi mereka dalam upaya merebut pangsa pasar yang lebih besar.
Peningkatan pasokan minyak global menjadi salah satu faktor yang mengimbangi dampak sanksi Barat terhadap ekspor Rusia. Produsen utama dunia, termasuk anggota OPEC dan non-OPEC, terus meningkatkan produksi mereka. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan pasokan yang cukup di pasar, meskipun permintaan global tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Secara keseluruhan, penurunan harga minyak yang terjadi pada akhir Oktober 2025 ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk penguatan dolar AS dan peningkatan pasokan global. Meskipun sanksi Barat terhadap Rusia masih berlangsung, produsen minyak utama dunia terus berupaya menjaga stabilitas pasokan di pasar. Dengan demikian, para pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
