PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah menetapkan target ambisius untuk produksi konsentrat tembaga pada tahun 2025. Berdasarkan laporan kinerja perusahaan yang dirilis pada Kamis, 30 Oktober 2025, AMMN menargetkan produksi konsentrat mencapai 430.000 metrik ton kering. Selain itu, produksi tembaga dalam konsentrat diperkirakan mencapai 228 juta pon atau setara dengan 103.400 ton tembaga. Sementara itu, produksi emas dalam konsentrat ditargetkan mencapai 90.000 ons.
Melihat ke depan, AMMN memproyeksikan peningkatan signifikan dalam produksi konsentrat pada tahun 2026. Target produksi konsentrat diperkirakan naik menjadi 900.000 metrik ton kering. Kandungan tembaga dalam konsentrat diharapkan mencapai 485 juta pon atau sekitar 220.000 ton, sementara produksi emas diproyeksikan mencapai 579.000 ons.
Selama sembilan bulan pertama tahun 2025, AMMN melaporkan produksi konsentrat mencapai 310.143 metrik ton kering. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 51% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Presiden Direktur AMMN, Arief Sidarto, menyatakan bahwa tim perusahaan terus berupaya meningkatkan volume bijih segar yang ditambang sejak kuartal kedua 2025. Volume bijih segar pada kuartal ketiga meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kuartal kedua.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sekitar 400.000 metrik ton kering untuk AMMN. Rencana ekspor ini dijadwalkan berlangsung selama enam bulan. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Minerba Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa kuota ekspor tersebut akan diteruskan ke Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut.
Manajemen AMMN baru-baru ini mengungkapkan bahwa smelter perusahaan mengalami kondisi kahar akibat kerusakan pada unit flash converting furnace (FCF) dan sulfuric acid plant. Smelter ini dioperasikan oleh anak usaha AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 6 tahun 2025, pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang telah membangun smelter dapat melakukan ekspor konsentrat jika mengalami kondisi kahar.
Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa mereka belum menerima rekomendasi ekspor AMNT dari otoritas mineral dan batu bara. Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag, Andri Gilang Nugraha, menyebutkan bahwa rekomendasi ekspor AMNT saat ini masih dalam proses di Kementerian ESDM. Hingga saat ini, belum ada izin ekspor yang diterbitkan untuk PT Amman Mineral.
Pada periode sebelumnya, AMNT telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara dengan 534.000 dry metric ton (dmt) yang berlaku hingga 31 Desember 2024. Berdasarkan catatan Bloomberg Technoz, smelter AMNT baru beroperasi sekitar 48% pada tahap komisioning akhir Februari 2025. Smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB ini memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan target produksi 220.000 ton katoda tembaga.
