Kementerian Perdagangan (Kemendag) hingga saat ini belum mengeluarkan Persetujuan Ekspor (PE) untuk konsentrat tembaga milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Hal ini disebabkan oleh belum diterimanya rekomendasi resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag, Andri Gilang Nugraha, menegaskan bahwa izin ekspor tidak dapat diterbitkan tanpa adanya rekomendasi dari ESDM.
“Kami masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM. Sehingga hingga saat ini belum ada Persetujuan Ekspor [konsentrat] dari Kementerian Perdagangan,” ujar Andri Gilang Nugraha kepada Bloomberg Technoz, Jumat (31/10/2025).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sekitar 400.000 metrik ton kering untuk AMMN. Kuota ini direncanakan berlaku selama enam bulan. “Kuota 400-an ribu ton, selama 6 bulan,” ungkap Tri Winarno.
Rekomendasi dari ESDM ini merupakan syarat yang harus diteruskan ke Kemendag untuk mendapatkan persetujuan ekspor. AMMN mengajukan permohonan ekspor konsentrat setelah manajemen menjelaskan adanya keadaan kahar (force majeure) pada proyek smelter yang dioperasikan oleh anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Keadaan kahar tersebut, menurut manajemen, disebabkan oleh kerusakan pada unit flash converting furnace (FCF) dan sulfuric acid plant di smelter tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 6 tahun 2025, pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) diizinkan untuk melakukan ekspor konsentrat jika mengalami keadaan kahar.
Smelter AMNT yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan oleh Bloomberg Technoz sebelumnya, baru beroperasi sekitar 48% pada tahap komisioning akhir Februari 2025 lalu. Smelter tersebut memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun.
Pada periode sebelumnya, AMNT sempat mendapat izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara 534.000 dry metric ton (dmt) yang berlaku hingga 31 Desember 2024.
Sambil menunggu kepastian izin ekspor, AMMN menargetkan produksi konsentrat tembaga pada 2025 mencapai 430.000 metrik ton kering. Berdasarkan laporan kinerja perusahaan, target produksi tersebut sejalan dengan estimasi produksi tembaga dalam konsentrat yang mencapai 228 juta pon (setara 103.400 ton) dan produksi emas dalam konsentrat sebesar 90.000 ons.
Angka ini diproyeksikan melonjak tajam pada tahun berikutnya. Untuk 2026, Amman menargetkan produksi konsentrat naik menjadi 900.000 metrik ton kering. Kandungan tembaga dalam konsentrat diproyeksikan mencapai 485 juta pon (220.000 ton), sementara kandungan emas ditargetkan sebesar 579.000 ons.
Selama sembilan bulan pertama tahun 2025, produksi konsentrat Amman tercatat 310.143 metrik ton kering, turun 51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai target produksinya di tengah situasi yang tidak menentu.
