Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk mendorong pemanfaatan batu bara kalori rendah dalam program substitusi LPG dengan dimethyl ether (DME). Langkah ini diambil untuk meningkatkan nilai tambah dari penggunaan batu bara kalori rendah yang selama ini kurang diminati untuk dikembangkan.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, menegaskan bahwa batu bara kalori rendah akan menjadi kunci dalam investasi dan keberlanjutan proyek DME yang saat ini tengah didorong oleh pemerintah melalui BPI Danantara. “Kan itu nanti akan menggunakan batu bara rendah kalori ya,” ujar Erani kepada media di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Erani menyoroti bahwa selama ini batu bara kalori rendah dianggap tidak memiliki nilai ekonomi dan sulit dijual. Namun, dengan pemanfaatan untuk DME, batu bara jenis ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. “Kan selama ini relatif dianggap tidak memiliki nilai ekonomi. Tidak bisa dijual, karena ternyata itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan DME tadi itu,” tambahnya.
Kepastian pasokan batu bara kalori rendah akan diambil dari konsesi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum dioptimalkan, serta sumber tambang lainnya. Kementerian ESDM mencatat bahwa cadangan batu bara nasional mencapai 31,71 miliar ton, sementara sumber daya batu bara mencapai 97,29 miliar ton per Desember 2023. Cadangan terkira batu bara kalori rendah di Indonesia mencapai 10,9 juta ton, dengan cadangan terbukti sebanyak 12 juta ton.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa perusahaan dari Eropa dan Korea Selatan berminat membentuk konsorsium untuk berinvestasi dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Selain itu, perusahaan asal China juga menunjukkan minat pada proyek substitusi impor LPG ini. “Satu dari China, satu gabungan antara Korea [Selatan] dan Eropa. Nanti kita lihat, finalnya nanti kita lihat,” kata Bahlil kepada media di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Bahlil menyatakan bahwa kementeriannya tengah menguji kajian atau feasibility study (FS) dari proyek DME dengan teknologi dari beberapa negara tersebut. “DME, kita belum finalkan. Sekarang kita lagi uji FS-nya dengan teknologinya. Tetapi ancang-ancangnya sudah ada dua,” ucap dia. Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah menyerahkan pra-kajian 18 proyek hilirisasi kepada BPI Danantara dan sudah memasuki tahap finalisasi. Salah satu dari proyek tersebut adalah proyek DME batu bara, yang menjadi penting untuk mensubstitusi impor LPG.
Menurut perhitungan Kementerian ESDM, konsumsi LPG di Indonesia mencapai sekitar 8,5 juta ton, sementara kapasitas produksi dalam negeri hanya sebesar 1,3 juta ton. Dengan demikian, 6,5–7 juta ton sisanya harus diimpor. Pemanfaatan batu bara kalori rendah untuk DME diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Pemanfaatan batu bara kalori rendah untuk substitusi LPG dengan DME merupakan langkah strategis yang diambil oleh Kementerian ESDM untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya energi dalam negeri. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan minat investasi dari konsorsium internasional, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan ketahanan energi Indonesia.
