Raksasa migas asal Italia, Eni SpA, bersama dengan perusahaan energi terkemuka Malaysia, Petronas, secara resmi membentuk usaha patungan dengan kepemilikan saham yang setara. Langkah ini dilakukan melalui penggabungan aset hulu migas di Indonesia dan Malaysia, yang diharapkan dapat menciptakan sinergi kuat dalam pengelolaan sumber daya energi di kawasan tersebut.
Penandatanganan pembentukan usaha patungan ini dilakukan oleh Chief Operating Officer Global Natural Resources dan General Manager Eni, Guido Brusco, serta Chief Executive Officer of Upstream Petronas, Mohd Jukris Abdul Wahab. Acara ini berlangsung di sela-sela agenda ADIPEC, sebuah konferensi energi internasional yang bergengsi. Seremoni tersebut juga disaksikan oleh CEO Eni, Claudio Descalzi, dan Presiden serta Group Chief Executive Officer Petronas, Tan Sri Tengku Muhammad Taufik.
Claudio Descalzi, CEO Eni, dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk mengelola aset di Indonesia dan Malaysia, serta menciptakan sinergi dari sisi aset, keahlian, dan kapabilitas finansial. Descalzi menargetkan usaha patungan ini dapat mengoptimalkan aset Eni di Cekungan Kutai dan portofolio Petronas di Malaysia, dengan produksi lebih dari 500.000 barel setara minyak per hari dalam jangka menengah.
Pembentukan usaha patungan ini merupakan tindak lanjut dari Framework Agreement yang telah ditandatangani kedua perusahaan pada 17 Juni 2025. Usaha patungan ini akan mengelola 14 aset di Indonesia dan lima aset lainnya di Malaysia. Rencana investasi lebih dari US$15 miliar dalam lima tahun mendatang telah disiapkan untuk mengembangkan sedikitnya delapan proyek baru serta pengeboran 15 sumur eksplorasi, dengan target mengembangkan sekitar 3 miliar barel setara minyak dari cadangan yang telah ditemukan.
Selain itu, usaha patungan ini juga membuka potensi eksplorasi baru hingga sekitar 10 miliar barel setara minyak. Perusahaan baru ini akan mengintegrasikan portofolio gas yang signifikan di Malaysia dan Indonesia, dengan basis produksi awal lebih dari 300.000 barel setara minyak per hari dan berencana meningkatkannya menjadi lebih dari 500.000 barel setara minyak per hari untuk jangka menengah.
Bisnis baru ini akan menjadi bagian dari strategi satellite model Eni, mengikuti keberhasilan model serupa seperti Var Energy di Norwegia, Azule di Angola, dan Ithaca di Inggris. Setelah penandatanganan, Eni dan Petronas akan bekerja untuk memperoleh seluruh persetujuan regulasi, pemerintah, dan mitra yang diperlukan di Malaysia maupun Indonesia. Eni memperkirakan kesepakatan ini akan dituntaskan pada 2026 setelah seluruh proses perizinan selesai.
Tan Sri Tengku Muhammad Taufik, Presiden dan Group CEO Petronas, menyatakan bahwa kemitraan bersejarah antara Petronas dan Eni ini diharapkan menjadi tolok ukur baru bagi pengembangan hulu yang lebih efisien, hemat biaya, dan bertanggung jawab. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta nilai luar biasa bagi kedua perusahaan serta memberikan manfaat bagi Indonesia dan Malaysia dalam pengelolaan sumber daya energi yang berkelanjutan.
