Jakarta, Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang merancang sebuah model bisnis baru yang bertujuan untuk mengoptimalkan cadangan energi nasional, yang saat ini hanya mampu bertahan sekitar 20 hari. Dengan nilai sekitar Rp70 triliun (US$4,4 miliar), cadangan energi ini diharapkan tidak hanya menjadi aset pasif, tetapi dapat memberikan manfaat melalui mekanisme bisnis yang lebih menarik.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjadikan cadangan energi sebagai instrumen yang lebih dinamis. “Kami sedang berupaya memastikan bahwa cadangan energi ini tidak hanya menjadi stok pasif, tetapi dapat dioptimalkan melalui mekanisme bisnis yang menarik,” ujar Dadan dalam Dialog Kebijakan Indonesia yang diselenggarakan oleh Katadata, Rabu, 11 Desember 2024.
Dalam mempersiapkan model bisnis baru ini, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan produksi minyak dan gas domestik dengan menarik lebih banyak investasi asing. Dadan menyebutkan bahwa ada dua pendekatan utama yang telah dirancang, yaitu memperluas aktivitas internasional perusahaan energi negara PT Pertamina dan menerapkan fleksibilitas kontrak dengan perusahaan minyak dan gas internasional.
Dadan mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mengincar peluang pengembangan minyak dan gas di Afrika Selatan dan Aljazair. Di kedua negara tersebut, skema bagi hasil memungkinkan perusahaan minyak dan gas memperoleh hak kepemilikan atas produksi minyak dan gas. “Kami mencari cara untuk mengirim hasil penambangan minyak dan gas di Afrika ke Indonesia,” katanya.
Untuk menarik investor, pemerintah telah meningkatkan persentase bagi hasil dari 15 persen menjadi 50 persen bagi perusahaan minyak dan gas yang berinvestasi di Indonesia. Selain itu, tingkat pengembalian investasi (IRR) akan dipertahankan sekitar 13 persen hingga 17 persen untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.
Fleksibilitas kontrak juga menjadi strategi kunci, memungkinkan perusahaan untuk memilih antara meningkatkan harga jual atau berbagi hasil produksi. “Dengan cara apa pun, investasi minyak dan gas domestik harus menarik,” kata Dadan, sambil menyatakan harapan bahwa upaya ini akan meningkatkan produksi minyak dan gas nasional serta memperkuat keamanan energi Indonesia di tengah tantangan global.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat mengoptimalkan cadangan energinya dan meningkatkan ketahanan energi nasional, menjadikannya lebih siap menghadapi dinamika pasar energi global.
