PT Pertamina Patra Niaga membeberkan alasan di balik penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax Turbo dengan nilai research octane number (RON) 98 hingga BBM jenis diesel, yakni Dexlite dan Pertamina Dex. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Marchelino Verieza, menyampaikan bahwa penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 September 2025 dilakukan dengan mengacu pada tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, seperti Argus dan Mean of Platts Singapore (MOPS), serta mempertimbangkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penurunan harga ini mencerminkan respons Pertamina terhadap dinamika pasar global. Fluktuasi harga minyak mentah dunia memberi ruang bagi perusahaan untuk menyesuaikan harga BBM di dalam negeri, sehingga konsumen mendapatkan manfaat langsung dari harga yang lebih kompetitif. Selain itu, penyesuaian harga juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menstabilkan perekonomian dan menjaga daya beli masyarakat.
Efisiensi operasional Pertamina menjadi faktor tambahan dalam penurunan harga ini. Dengan mengoptimalkan produksi dan distribusi, perusahaan mampu menekan biaya sehingga harga BBM nonsubsidi dapat disesuaikan tanpa mengganggu kelangsungan operasional.
Dampak penurunan harga BBM dirasakan langsung oleh masyarakat, antara lain pengurangan beban biaya transportasi, dukungan bagi sektor usaha yang bergantung pada logistik, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum. Konsumen dapat memanfaatkan penghematan untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan dan kesehatan, sementara sektor usaha mendapat ruang untuk meningkatkan profitabilitas dan investasi.
Ke depan, prospek harga BBM akan sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar minyak dunia dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus memantau kondisi pasar, menjaga efisiensi, dan beradaptasi dengan perubahan sehingga harga BBM tetap kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.