Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pemberian pinjaman sebesar 180 juta dollar AS, setara dengan sekitar Rp 2,99 triliun, kepada PT Geo Dipa Energi (Persero). Dana ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia, sebuah langkah penting dalam upaya transisi menuju energi bersih.
Menurut pernyataan resmi dari ADB yang dikutip oleh Antara pada Sabtu (1/11/2025), pembiayaan ini akan mendukung penyelesaian konstruksi dan uji operasional dua unit PLTP di Pulau Jawa. Masing-masing unit memiliki kapasitas 55 megawatt (MW), yang diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik ramah lingkungan di jaringan Jawa–Bali.
Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menyatakan kesiapan ADB untuk melanjutkan kerja sama erat dengan Indonesia dalam meningkatkan kapasitas energi panas bumi. “Kami siap melanjutkan kerja sama erat untuk meningkatkan kapasitas panas bumi Indonesia dan mempercepat peralihan menuju masa depan energi yang lebih bersih dan tangguh,” ujarnya.
Proyek yang didanai oleh ADB ini diproyeksikan dapat mengurangi emisi karbon lebih dari 550.000 ton CO₂ per tahun. Ini merupakan kontribusi signifikan dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan.
Tominaga menambahkan bahwa Geo Dipa memainkan peran strategis sebagai katalis dalam pengembangan energi panas bumi nasional. “Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 29 gigawatt (GW), dengan kapasitas terpasang sebesar 2,1 GW, terbesar kedua secara global,” jelasnya.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan energi panas bumi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut meliputi biaya investasi yang tinggi, durasi proyek yang panjang, serta risiko eksplorasi yang besar. Namun, dengan dukungan dari ADB dan pemerintah, diharapkan lebih banyak investasi swasta dapat masuk ke sektor ini.
Proyek yang dimulai sejak 2020 ini tidak hanya berfokus pada eksplorasi dan pembangkitan listrik, tetapi juga memperkuat kapasitas Geo Dipa dalam perencanaan, pelaksanaan proyek, serta pengeboran. Dukungan pemerintah sangat penting dalam menarik lebih banyak investasi swasta ke sektor energi panas bumi.
Sebelumnya, pada 2023, ADB juga telah menyalurkan hibah senilai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp166,25 miliar dari Dana Jepang untuk Mekanisme Pengkreditan Bersama (JFJCM). Dana tersebut digunakan untuk pemasangan teknologi canggih di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Patuha Unit 2.
Sebagai informasi, ADB merupakan bank pembangunan multilateral yang berdiri sejak 1966, dengan 69 negara anggota, termasuk 50 negara di kawasan Asia dan Pasifik. ADB terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan di kawasan ini melalui berbagai proyek dan inisiatif.
