Harga batu bara mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Baik secara mingguan maupun bulanan, harga komoditas ini menunjukkan tren positif. Pada Jumat (31/10/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk pengiriman bulan mendatang ditutup pada angka US$ 109,25 per ton. Angka ini mencatat kenaikan sebesar 0,32% dari hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 1 September, atau hampir dua bulan terakhir.
Pada 30 Oktober, harga batu bara melonjak tajam sebesar 4,81%. Kenaikan ini berkontribusi pada peningkatan harga sebesar 4,95% sepanjang pekan lalu. Selama bulan Oktober, harga batu bara mencatat kenaikan sebesar 3,51%, menunjukkan tren positif yang konsisten.
Kenaikan harga batu bara ini tidak lepas dari pengaruh kabar dari China. Dalam komunike Partai Komunis China, disebutkan bahwa negara tersebut akan mencapai puncak konsumsi minyak dan batu bara pada periode 2026-2030. Pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Presiden Xi Jinping pada 2021, yang menyatakan bahwa China akan mulai mengurangi konsumsi batu bara pada periode yang sama.
Meskipun kedua pernyataan tersebut membuka ruang untuk interpretasi, pernyataan terbaru memberikan sinyal bahwa konsumsi batu bara di China akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada 2030. Hal ini berdampak pada kenaikan harga batu bara, mengingat China adalah konsumen batu bara terbesar di dunia, sehingga kebijakan dan konsumsi di negara tersebut sangat mempengaruhi harga global.
Bagaimana prospek harga batu bara untuk bulan ini? Apakah pada November harga akan terus naik? Secara teknikal, dengan perspektif bulanan, batu bara masih berada di zona bearish. Hal ini tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 39, menunjukkan bahwa aset ini masih dalam posisi bearish.
Indikator Stochastic RSI berada di angka 37, menandakan area jual (short) yang kuat. Sementara itu, indikator Average True Range (ATR) 14 hari berada di angka 9, menunjukkan bahwa volatilitas harga batu bara tidak terlalu tinggi.
Pada bulan November, harga batu bara diperkirakan masih bisa mengalami kenaikan. Target resisten terdekat berada di angka US$ 113 per ton. Dari titik ini, harga batu bara berpotensi melesat ke kisaran US$ 123-142 per ton. Namun, jika harga batu bara mengalami penurunan, target support terdekat adalah US$ 102-101 per ton, dengan support lanjutan di rentang US$ 99-92 per ton.
Kenaikan harga batu bara yang terjadi baru-baru ini dipengaruhi oleh kebijakan dan konsumsi di China, yang merupakan konsumen terbesar di dunia. Meskipun secara teknikal masih berada di zona bearish, prospek kenaikan harga pada bulan November tetap ada, dengan target resisten dan support yang telah ditentukan. Perkembangan ini menjadi perhatian utama bagi para pelaku industri dan pengamat pasar, mengingat dampaknya terhadap perekonomian global.
